Jumat, 28 Oktober 2011

Grave Encounters (2011) - Review

Grave Encounters
Genre: Horor
Released: 9 September 2011 (USA)
Cast: Sean Rogerson, Juan Riedinger, Ashleigh Gryzko, Merwin Mondesir and Mackenzie Gray
Director: The Vicious Brothers (Colin Minihan and Stuart Ortiz)

Di tengah ketatnya deadline kerjaan, teman-teman saya (@ardrameru, @vennyoepit, @_citz) sangat ingin menonton film horor. Dan kebetulan ada film horor baru, "Grave Encounters". Dan mereka merekomendasikan film ini setelah melihat cuplikan filmnya yang katanya mencekam. Oke, baiklah *sigh* saya yang memang tidak suka horor terpaksa harus ikut menikmatinya :(.

Film ini bercerita tentang sebuah reality show televisi dimana Lance Preston beserta timnya mencari hantu dan menayangkannya pada setiap episodenya. Dan kali ini mereka akan menelusuri Collingwood Psychiatric Hospital, sebuah rumah sakit jiwa yang sudah lama tidak berpenghuni. Di sana juga pernah terjadi peristiwa pembunuhan dokter oleh pasiennya. Demi rating bagus dan dramatisasi sebuah acara televisi, tim tersebut dikunci di dalam rumah sakit angker.

Kamera dipasang di berbagai sudut ruangan untuk merekam adanya keanehan. Dan kemudian semua berjalan seperti cerita horor lainnya. Dan sutradara The Vicious Brothers cukup pintar untuk menggarap debut film mereka dengan memilih suasana rumah sakit. Properti dan settingnya mendukung untuk film yang mencekam, seperti kursi roda, tempat tidur besi, ruang operasi, dan lorong-lorong panjang. Dan saya suka adegan ketika Lance Preston kelaparan dan harus memakan tikus yang lewat di depannya. Benar-benar nyata.

Suasana mengerikan dipertajam dengan shaky camera style, gaya pengambilan gambar yang goyang-goyang seperti film "The Blair Witch Project", “Paranormal Activity”, dan "Cloverfield". Gaya ini mulai dipopulerkan pertama kali pada film "Varieté" (1925) dan Napoleon (1927). Ini memberi kesan penonton bahwa kejadian di film "Grave Encounters" benar-benar asli dan tidak diedit.

Meskipun banyak horor sejenis ini, adegan seperti pintu menutup sendiri atau pergerakan hantu yang tiba-tiba, tetap saja membuat saya ketakutan dan kaget. Padahal saya sudah bisa menebak akan seperti apa. Haduh, itulah kenapa saya tidak suka film horor.

Koko Anggoro
Twitter: @guekoko

0 komentar:

Posting Komentar