Sabtu, 29 Oktober 2011

Make Way For Tomorrow (1937) - Review

Make Way for Tomorrow
Release date:  7 October 1937 (France)
Genre: Drama, Romance
Cast: Victor Moore, Beulah Bondi
Director: Leo McCarey

Setelah menonton “Make Way for Tomorrow”, saya makin yakin bahwa film-film paling tak terlupakan dibuat sebelum tahun 60an. Hipotesis saya, mungkin karena belum banyak eksperimen yang dilakukan dalam gaya ungkap cerita, akibatnya sutradara fokus sepenuhnya ke dalam cerita.  

Waktu film ini dibuat, Amerika masih tertatih untuk pulih dari Great Depression 1929, sebuah krisis ekonomi yang lebih gawat ketimbang krisis keuangan global 2008. Inilah yang menjadi premis awal: disitanya rumah pasangan lanjut usia, (Pa/Barkley Cooper dan Ma/Lucy Cooper) oleh Bank, sehingga mereka 'terpaksa' merecoki anak-anak mereka dengan menumpang tinggal seatap. Disebabkan kondisi perekonomian anak-anak mereka juga tidak terlalu bagus dan beberapa alasan lain, keduanya harus berpencar. Sang ayah, Pa ikut ke salah satu anak perempuan, si ibu (Ma) tinggal dengan salah seorang anak laki-lakinya.

"No roof is big enough for two families" komentar salah satu menantu mereka. Dan benar, satu demi satu gesekan pun terjadi antar dua generasi itu. Mulai dari perkara mencuci baju sampai dengan perselisihan pendapat bagaimana mendidik cucu mereka dengan baik. Dari sinilah cerita mengalir dengan apik dan menarik sampai dengan selesai.

“Make Way for Tomorrow” memaparkan salah satu bentuk hubungan manusia paling unik dan penuh dinamika: orang tua dan anak. Ketika anak mulai beranjak dewasa, masalah dimulai. Tabrakan otoritas sulit dielakkan. Kutipan dialog ini rasanya mewakili curahan hati banyak orang tua di luar sana:.

"You know, I sometimes think that children should never grow past the age when you have to tuck 'em into bed every night"

Film hitam putih ini dirilis 8 tahun sebelum Republik Indonesia berdiri, lampau sekali. Namun nilai-nilai yang terkandung akan selalu relevan sepanjang zaman. Konklusi film ini terdapat di awal cerita, diungkapkan dengan indah sekali:

"...for there is no magic that will draw together in perfect understanding the aged and the young. There is a canyon between us, and the painful gap is only bridged by the ancient words of a very wise man: "HONOR THY FATHER AND THY MOTHER"

Yes, tissue, please...

Thirdi Canggi 
Twitter: @canggi

0 komentar:

Posting Komentar