Kamis, 27 Oktober 2011

Survive Style 5+ (2004) - Review

Survive Style 5+
Genre: Fantasy, Mystery, Romance
Cast: Tadanobu Asano, Reika Hashimoto, Kyoko Koizumi, Hiroshi Abe, Ittoku Kichibe, Yumi Asou, Jai West, Kanji Tsuda, Yoshiyuki Morishita, Yoshiyoshi Awakawa, Vinnie Jones, and Sonny Chiba.
Director: Gen Sekighuci

Saya berterima kasih kepada teman saya, @siagoy, karena dipaksa menonton film ini.Pertama kali saya menyangka ini adalah sebuah film horor. Saya agak trauma dengan film horor Asia, terutama Jepang lewat film "Ju-On" dan Thailand "Shutter", yang membuat saya tidak nyenyak tidur selama beberapa hari hehehe.

Lima cerita yang seiring berjalannya alur saling terjalin menjadi satu kesatuan. Pertama, berkisah tentang Aman (Tadanobu Asano) yang sedang mengubur istrinya di hutan belantara. Sebelum dikubur dengan tanah, wajah mayat istrinya dipukul menggunakan sekop! Suasana sangat mencekam. Ketika Aman kembali ke rumahnya, ia menemukan istrinya sedang duduk manis di meja makan sedang menunggu kedatangan sang suami, dan terus berulang setiap hari dengan kondisi yang berbeda. Adegan ini yang membuat saya berasumsi: ini film horor :p. Kisah kedua menceritakan Yoko (Kyoko Koizumi) yang bekerja di agency iklan. Ia suka tiba-tiba mendapat ide konyol untuk iklannya dan merekamnya ke tape recorder yang selalu dibawanya. Ia pun refleks menggambarkan idenya itu ke dalam imajinasinya dan tertawa sendiri. Sayangnya, idenya itu selalu gagal memikat kliennya, bahkan kekasihnya, Aoyama (Hiroshi Abe), yang seorang ahli hipnotis . Ketiga, seorang pebisnis, Tatsuya Kobayashi (Ittoku Kishibe), yang memenangkan tiket menonton pertunjukan hipnotis Aoyama bersama keluarganya. Sayang, di tengah pertunjukan Kobayashi yang sedang dihipnotis menjadi burung tidak bisa kembali menjadi manusia biasa, karena Aoyama terbunuh. Keempat, munculnya aktor Inggris, Vinnie Jones, sebagai pembunuh bayaran yang selalu mempertanyakan fungsi setiap orang di dunia ini bersama sang asisten (Yoshiyoshi Arakawa). Dan kisah kelima, tiga orang pencuri yang menyatroni rumah keluarga Kobayashi. Namun dua diantara mereka ternyata memiliki kebingungan atas orientasi seksualnya.

Awalnya, saya terus menerka-nerka dan bersabar seperti apa film ini akan berjalan. Dan beruntung mata saya dimanjakan oleh properti-properti nyeleneh dengan warna cerah dan mencolok. Sangat tidak lazim semua itu ada di dunia nyata. Belum lagi banyak hal konyol sangat menghibur selama 2 jam yang membuat saya jauh dari bosan. Lima alur cerita gila yang awalnya sama sekali tidak berhubungan berhasil digabungkan menjadi sebuah cerita yang utuh, meski ada alur cerita yang tidak selesai. Ditambah dengan musik latar belakang terasa pas dan menghidupkan suasana sepanjang film ini.

Di balik keeksentrikan film debut sang sutradara, tersirat makna bagaimana setiap orang punya cara bertahan untuk menghadapi hidup ini. Dan lewat gaya nyentrik yang kental rasa Jepang, film sejenis ini tidak kalah dengan kualitas film Hollywood yang selama ini meraja di seluruh dunia.

Koko Anggoro
Twitter: @guekoko


AWARDS

Fant-Asia Film Festival
Won
2005 - Jury Prize - Best Director (Gen Sekiguchi)
2005 - L'Écran Fantastique Award (Gen Sekiguchi)

0 komentar:

Posting Komentar